NusraInside - Virus African Swine Fever (ASF) yang menyerang babi berdampak pada pendapatan para pedagang daging babi yang berada di Kabupaten TTU.
Para pedagang daging babi di kabupaten TTU mengeluhkan menurunnya minat pembeli daging babi akibat merebaknya virus ASF itu yang berdampak pada pendapatan mereka.
"Virus ASF ini buat minat pembeli semakin kurang, tidak seperti biasanya", Ungkap Yustina Yuliana Wahi, Salah satu pedagang daging babi di kompleks Pasar Baru Kefamenanu, Rabu (08/02/2023).
Baca Juga: 16 Ekor Ternak Babi di TTU Dilaporkan Mati Mendadak,8 Ekor Positif ASF
Diungkapkannya, merebaknya virus ASF membuat pendapatannya menurun bahkan terkadang hasil jualannya pun tidak habis terjual.
"Sebelumnya itu, rata-rata perhari kita dapat Rp500rb tapi dengan adanya virus ini kadang-kadang daging kita bawa pulang karena tidak habis", Pintanya.
Dirinya berharap adanya perhatian pemerintah dalam hal ini dinas peternakan kabupaten TTU agar melakukan pemeriksaan rutin bagi daging babi yang akan dijual sehingga tidak menimbulkan kecemasan bagi pembeli akibat merebaknya virus ASF ini.
Seperti diberitakan sebelumnya, Sebanyak 16 ekor ternak babi di kabupaten TTU dikabarkan mati mendadak. Jumlah itu tersebar di desa Oesena kecamatan Miomafo Timur 3 ekor, Kelurahan Kefa Selatan kecamatan Kota Kefamenanu 3 ekor, Desa Oepuah 8 ekor dan desa desa Oepuah selatan sebanyak 2 ekor.
Dinas Peternakan Kabupaten TTU pun telah melakukan sosialisasi melalui mimbar-mimbar gereja yang ada serta melakukan pembagian desinfektan kepada peternak agar disemprotkan kandang kandang masing-masing.
Selain itu, Bupati TTU juga telah menerbitkan surat edaran bagi para peternak agar mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap penyebaran virus penyakit ASF.***
Artikel Terkait
Kritik Bank NTT, Mantan Kepala Cabang Diberhentikan Tanpa Diberi Hak-Haknya
Tunjangan Non Sertifikasi Guru di Kabupaten TTU Belum Dibayarkan, Ini Penjelasan Kadis P dan K TTU
Cor Lantai Selesai Dikerjakan,Jembatan Suspini TTU Segera Digunakan
Pedagang Padati Areal Trotoar Kompleks Pasar Baru, Kadis Perindag : Kita Kekurangan Tenaga Untuk Tertibkan